Pagi dengan Kematian Menghantui

2 November 2011

Beberapa hari ini adalah hari-hari yang dipenuhi dengan ujian. Baru saja terlewati ujian PHOP atau Ilmu kesehata masyarakat dan BHP, ujian mengenai bioetika. Beberapa hari ini perasaan didada sedang bergemuruh tanpa sebab. Entah apa gerangan yang telah ataupun akan terjadi. Dan beberapa saat, aku merasakan firasat akan kematian seorang yang kusayang. 

Ya, kutahu kematian itu dekat. Semakin hari terus mendekat tanpa ada menjauh sedikitpun. 

Masih dalam suasana ujian. Ditengah beberapa usaha untuk memahami materi ujian hari ini, yaitu CRP, clinical research program dan materi ujian untuk hari-hari berikutnya, EMS, endocrine and metabolism system yang begitu tebalnya. Dan dalam balutan embun pagi, berlari berkejaran mendahului cahaya sang mentari. Seakan takut ditinggal pergi. Ada begitu banyak materi yang harus dikuasai, sedangkan hati belum mau berdamai dengan motivasi. Walhasil, kelasutan pun semakin menjadi-jadi. 

Dalam kebimbangan itu, juga hari ini adalah hari yang spesial, teruntuk junior-juniorku, adik-adik mentor mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2011. Ini adalah hari Student-oriented oral case analysis A.K.A SOOCA - sebuah ujian lisan dengan materi kasus-kasus yang dihadapi saat pembelajaran kedokteran - pertama mereka. Berniat memotivasi, maka kubuka kitab suci Al-Qur'an, dan kucari ayat-ayat yang pernah memotivasiku. Namun, karena lupa, maka setengah jam pagi kuhabiskan dengan membolak-balik 10 juz terakhir, dan tanpa sengaja, kutemukan sebuah ayat,

"042. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir." - QS Az-Zumar


Ya, dan seketika, langsung kubaca do'a bangun tidur. Meski telah terbangun lebih dari 3 jam. Dari sekian banyak ayat yang kubolak-balik, entah kenapa, sebuah ayat ini membuat hatiku terguncang. Dalam hati, kutahu bahwa kematian itu adalah kepastian. Namun, sepertinya, telah tertimbun dengan kenikmatan duniawi dan aku terlena di dalamnnya. Sungguh, mungkin akan sangat sedikit waktu di dunia yang benar-benar kugunakan dengan berhati, berpikiran, bertindak Islam. Mungkin, inilah akibat karena hati yang tidak bersih, niat yang tidak lurus, dan amalan serta akhlaq yang belum bagus. 

Masih dalam kebimbangan, namun kupaksakan untuk terus belajar. Membaca sedikit demi sedikit. Memanfaatkan waktu pagi yang berhara, yang menurut medis adalah waktu paling optimal untuk beraktifitas. Menyelesaikan satu bagian, selanjutnya kuhentikan sejenak, dan kuseduh segelas susu coklat dan berniat untuk menonton berita olahraga pagi. Namun, tiba-tiba, telefon genggamku bergetar. "Rumah Bungo" Ya, ini berarti telefon dari rumah orang tuaku yang ada di Muara Bungo, Jambi. 

Ternyata, ayah menelfon, dan mengabarkan bahwa nenekku yang tinggal semata wayang, sedang ada di rumahku yang di Padang. Beliau sedang dalam kondisi yang kurang sehat, dan cukup mengkhawatirkan. Ayah bilang, nenek semakin pelupa, ia bahkan hampir lupa dengan semua orang dan semua hal. Ia juga lupa dengan beberapa kejadian. Hatiku makin tak tenang. Dementia yang dialami nenek semakin parah. Nenek memang sebelumnya mengalami darah tinggi dan pernah mengalami stroke. Dan berujung pada sifat pelupanya. Aku belum begitu mengerti kenapa stroke dan hipertensi dapat menyebabkan itu semua. 

Lalu, dalam kecemasan, lalu kucoba menghubunginya. Kuperkenalkan diri, sungguh syukur, ia mengenaliku. Lalu, ia bertanya, dimanakah aku berada sekarang. Kujawab, aku ada di Bandung. Lalu, ia bertanya, dimanakah aku tinggal. Di Sebuah rumah Kosan, jawabku. 2 pertanyaan ini telah cukup bagiku menganalisa betapa parahnya Dementia nenek. Beberapa bulan lalu, ia bahkan masih memperingatkanku untuk makan sayur dan buah, serta menyuruhku berhati-hati terhadap pencurian, karena menurutnya, kosan itu begitu rawan. 

Lalu, kutanyakan kabarnya. Ia menjawab ia baik-baik saja. Lalu kutanyakan siapa yang ada di rumahnya di kampung saat ini. Biasanya, ia tak pernah mau meninggalkan rumah ini barang semalam saja. Kalaupun harus bepergian, ia akan pulang pergi, dari Pariaman menuju Padang, rumah anak-anaknya. Dan ia menjawab,"di rumah ada Acu dan Amak."

Acu adalah sebutan untuk nenek atau buyut dalam kebudayaan Minang. Sedang Amak adalah sebutan untuk ibu. Dan dalam keluargaku, Acu dan Amak telah lama sekali berpulang ke Rahmatullah. Sungguh, jawaban ini makin mengkhawatirkanku. Lalu, kucoba untuk mengetesnya lagi. Kutanyakan, dimanakah ungku (kakek) saat ini. Ia menjawab, kakek dan ia sedang berpisah. Ia tak tahu dimana ia berada. Lalu kuyakinkan padanya, bahwa kakek telah meninggal tepat 10 tahun yang lalu. Begitu juga Acu dan Amak. Ia awalnya tidak percaya. Namun, akhirnya ia teringat. 

Lalu kutanyakan tentang diriku. Siapa sebenarnya yang sedang berhubungan dengannya via telefon saat ini. Ia bingung dan diam. Lalu kukatakan bahwa aku adalah cucunya. Anak dari anaknya yang memiliki tempat ia berada saat ini, dan telefon yang menghubungkan kami. Dan kakak dari seorang remaja putri yang memanggilnya saat telefon ini berdering. Dan aku adalah seorang anak laki-laki yang sering mengantarnya bolak-balik Padang Pariaman, dari rumah seorang anak hingga anaknya yang lain. 

Sungguh, engkau sekali lagi menunjukan padaku, Ya Allah, betapa besarnya kuasamu. Dan betapa sungguh hati dan pikiran ini begitu mudahnya diputar-balikkan. Apakah ini sebuah peringatan padaku, yang sedang dalam masa futur. Yang mulai enggan dan bosan. Yang mulai jauh dariMu ? Sungguh, engkau maha tahu Ya Allah. 

Dan, kejadian ini, sebelumnya diiringi dengan materi dan pelajaran tentang ingatan, gangguan Psikiatri,  dan Dementia itu sendiri. Memang ibarat konspirasi, namun kupercaya, bahwa seluruh kejadian ini adalah sebuah rangkaian peristiwa, yang akan berujung pada sebuah klimaks, sebuah puncak, yang hanya engkaulah yang mengetahuinya, Ya Allah. Dan perasaan dalam hati ini tak bisa berbohong. Dalam ujian kedokteran yang berat, hati ini juga seakan tahu, akan ada ujian yang lebih berat lagi menunggu.

Bayi itu bernama "fajarfaialputra.blogspot.com"

Ya, selamat datang dalam zona kenyamanan berbalut keindahan dan disegarkan oleh keramahan. Dalam sebuah catatan perjalan seorang anak manusia yang biasa namun mencoba menantang batasnya. Dengan ketekunan, persistensi, dan terus menyebarkan paham AMBISIUSNESS.

Ini adalah sebuah peringatan. Pastikan anda berada dalam bimbingan orangtua, dalam suasana aman, karena membaca tulisan-tulisan ini dapat berakibat sakit hyper-motiva-lemia, dimana motivasi tingkat tinggi akan mengalir dalam darah anda. Juga dapat mengakibatkan Serotoninoma, dimana akan terjadi sebuah tumor pada kelenjar penghasil serotonin yang mengakibatkan meningkatnya sekresi serotonin yang membawa motivasi tingkat tinggi dalam kadar berlebih.

Blog ini hanya kenyataan belaka, bukan fiksi. Terapkan dirumah, jangan sampai anda tidak mencobanya.
"I said, Try this at Home."

Spirit of today : Good to be Great

Ya, manusia sebenarnya mampu mencapai tingkat hebat. Masalahnya, kebanyakan puas dengan tingkat Baik saja.

Jadilah lebih hebat dari yang dapat kau lakukan sebelumnya. Tantanglah dunia dengan Mimpi. Dan jangan khawatir dengan segala rintangan yang ada. Bukankah badai besar akan melahirkan pelaut hebat ? :)