"Kawan dan Lawan"
Memanglah orang yang hendak membawakan kebenaran itu, ibarat orang berdiri antara dua pihak. Kawan dapat, musuh pun dapat. Keduanya datang bersama sama. Hanya orang yang tidak memiliki musuh, yang tidak memiliki kawan. Jadi kalau saudara mau mempunyai banyak kawan, musuh saudara pun akan banyak. Tidaklah Tuhan memberikan kepada orang yang berjuang itu kawan saja tanpa lawan. Kalau memang lawan sudah tidak ada, tentu tidak ada lagi perjuangan.
Sukarnya, orang yang sedang memperjuangkan yang haq itu matanya hanya tertuju kepada lawan lawan saja. Yang dilihatnya hanyalah di mana-mana orang mengejek dan orang memaki lalu dia menjadi sesak nafas dan putus asa. Akan tetapi dia harus melihat juga bahwa Allah SWT mengadakan tiap tiap sesuatu dalam pasangan. Ini pun ada pasangannya, sebagaimana ada wanita dan pria, ada negative ada positif, ada bathil ada haq, begitu pula ada lawan ada kawan.
Selama kita masih hidup dalam sunnatuLLah yang berlaku di dunia fana ini, kita harus yakin bahwa apabila kita bergerak dalam masyarakat manusia biasa, bukan malaikat, maka ketahuilah bahwa pekerjaan yang kita lakukan tidak terlepas dari orang yang setuju dan dengan orang yang tidak setuju. - Muhammad Natsir -
"Orang yang Kalah"
Orang yang kalah selalu meniru orang yang menang, baik dalam lambangnya maupun cara berpakaiannya, atau kebiasaannya dan sekalian gerak gerik dan budayanya.
Sebabnya ialah karena jiwa itu selalu percaya bahwa kesempurnaan hanya pada orang yang telah mengalahkannya itu, lalu dia menjadi peniru dan penurut; baik oleh karena telah sangat tertanam rasa pemujaan, atau karena kesalahan berfikir, bahwa keputusan bukanlah karena kekalahan yang wajar, melainkan karena tekanan rasa rendah diri dan beranggapan yang menang selalu benar.
Walau mereka masih mengakui beragama Islam dan kadang kadang ibadahnyapun masih mereka kerjakan, tetapi hakikat Islam telah hilang dari jiwa mereka.
Saking tertariknya dan tergadainya jiwa mereka kepada bangsa lain yang memimpinnya , tidaklah mereka keberatan lagi menjual agama dan bangsanya dengan murah kepada pihak yang mengalahkannya.- HAMKA-
Semangat pagi. Mari menangkan pagi ini, sekalipun kalah dan pertarungan, jangan biarkan mentalias seperti pecundang. Dan janganlah bersedih, sudah hakikatnya setiap perjuangan memiliki kawan dan lawan. Hanya saja, mana yang kita fokuskan, memperbanyak kawan atau menuduh lawan.
Posting Komentar