Soft opening dari salah satu kelompok teroris yang nantinya menjadi teroris terkaya di dunia ini pada April 2013 lalu awalnya cukup biasa saja. Tak mengundang banyak perhatian dunia. Namun saat kelompok yang dipimpin oleh mantan pimpinan Al Qaeda cabang Irak, Abu Bakr Al Baghdadi ini menaklukan kilang minyak di Suriah timur dan Utara, kemudian kota terbesar kedua di Irak, Mosul, yang juga salah satu pusat perekonomian Irak serta diikuti deklarasi menggelegar soal Kekhilafahan Islam dunia, maka dunia sontak terkejut dan megap-megap.
Deklarasi khilafah ini yang memberi lampu hijau secara 'syar'i' atas tertumpahnya darah ummat muslim yang tidak sepakat kepada mereka, diwujudkan atas terbunuhnya banyak muslim. Memanfaatkan situasi konflik di Suriah antara presiden Bashar Al Assad dengan oposisinya, kelompok yang bernama Islamic State of Syria and al Sham (ISIS) ini mengambil alih suriah utara dan timur dan meraih $900 juta dalam sekejap. Bahkan beberapa berkata hingga $2 miliar. Semua pihak dibunuhinya, baik tentara pemerintah maupun oposisi. Menambah daftar panjang korban konflik di Suriah, setelah puluhan ribu sebelumnya yang meninggal.
Terbersit pertanyaan, darimana sebenarnya ISIS ini berasal ? Memang pimpinannya dulunya adalah Al-Qaeda namun kini ISIS menentang mereka. Dan juga sudah banyak rumor perihal Al-Qaeda adalah 'boneka' juga ternyata. Maka rumor serupa perihal ISIS juga ada. ISIS yang lahir pada masa invasi Amerika ke Irak turut mengundang curiga, bahwasanya ISIS adalah teroris rancangan Amerika yang dilatih secara khusus oleh CIA dan dibiayai oleh individu-individu super kaya di kawasan teluk. Tentara teror ini bertujuan untuk menggoyang kekuasaan negara-negara Arab dan menundukan negeri-negeri Islam.
Pola yang sama pernah terjadi di Afghanistan. Negara damai gang kemudian diinvasi Rusia untuk keperluan perang setelahnya diinvasi oleh Amerika untuk mengusir komunis (katanya), dan diduduki beberapa tahun namun saat Amerika pergi telah muncul ekstrimis-ekstrimis jihad yang memecah bangsa Afghanistan dan memimpin dengan kekerasan.
Gejalanya sama, pernah diduduki Amerika lalu muncul teroris yang (katanya) islam, lalu tetiba menguasai negara dengan kekerasan, lalu terjadi kerusakan citra ummat islam, dan setiap kemajuan dan kecerdasan selalu dipupus dengan kekerasan, kemudian berujung pada kemunduran ummat islam.
Ummat islam macam apa yang mencandu opium dan memperdagangkan opium sebagai penghasilan negara ? Juga ummat islam macam apa yang menumpahkan darah sesama muslim begitu mudahnya ? Begitulah kabarnya negara subur yang berada di selatan Himalaya itu kini.
Sedang tak jauh di negeri mulia para sahabat, berpegang pada hadits shahih yamg berbunyi,"barangsiapa mendatangi kalian sedang perkara (kepemimpinan) kalian telah bersepajat atas seorang pemimpin, lalu orang yang datang tersebut bertujuan untuk mematahkan tongkat ketaatan kalian atau memecah belah persatuan kalian, maka bunuhlah orang itu", maka dengan lancangnya sekumpulan oknum telah mendeklarasikan diri sebagai representasi ummat islam. Maka jika kita boleh bertanya kembali, apa semua ummat islam telah bersepakat atas oknum tersebut ? atau mereka tak mengganggap yang diluar mereka ummat islam ?
Kini ISIS telah sesumbar mengatakan banyak hal. Dengan kekuatannya mereka akan mengakhiri konflik Arab dan Israel, dengan khilafahnya mereka akan membawa ummat islam ke titik tertinggi di dunia. Seperti Afghanistan mungkin. Negeri yang (pernah) subur penuh damai dan cendikia namun kini diperintah dengan keras. Penduduknya kini menderita dan cacat akibat perang berkepanjangan, hanya mampu terduduk letih menunggui waktu sembari menghisap candu.
Khilafah islamiyyah, sebuah kesatuan ummat islam yang berpegang teguh atas Al-Qur'an dan Sunnah yang kita impikan dihancurkan citranya oleh kaum sekularis. Menggiring pemuda-pemudi kita menjauhi hakikat agamanya, terjebak pada agenda-agenda ritual saja bahkan bila jenuh atau kecewa dapat terjatuh pada atheisme.
Dalam lakon berjudul khilafah ini, sebagai ummat terbaik kita harua bangkit dan berhenti sekadar menonton saja. Ummat yang cerdas dan terpelajarlah yang akan menjadi dasar kebangkitan. Dan yang lebih baik daripadanya ummat cerdas, terpelajar, dan taat pada Al-Qur'an dan Sunnah. Takdir kita adalah usaha kita.
Tidak ada tanah yang pantas menjadi tanah airku selain Indonesia. Ia dibangun dengan usaha, dan usaha itu adalah usahaku. - Muhammad Hatta
Posting Komentar