Pada suatu ketika sadar jua lah diri kita,
Bahwa kita menjadi sekular pada satu hal,
Sembari mengutuki sekularis pada hal lain,

Adil semenjak dalam pikiran,
Begitu kata Pram soal orang terpelajar.

Dimana hendak dijunjung adat itu,
Tak guna jika bukan membangga masa lalu, 

Dimana hendak dipuja harta itu, tak tentu bertahan dalam dunia yg serba tak berketentuan, 

Dimana pula hendak dijual nasab itu, siapa mau peduli di jaman ini ?

Apalah arti adat, nasab pun harta di hadapan penguasa semesta ?
Sudahkah taat pada syahadat bahwa hanya hukumNya saja nan hendak kita tegakkan dan puji puja ?
Atau jangan-jangan, jauh dalam hati nan kelam, bukan kepadaNya sesungguhnya kita menghamba ?