Islam itu ibarat peta kehidupan. Peta berguna menunjukan arah, memberi kan arahan kepada jalan yang baik lagi benar.
Peta yang dibutuhkan itu, baiknya lengkap dan tidak terbagi-bagi. Apabila peta itu terpotong-potong atau terbagi-bagi, maka akan sangat sulit bertemu jalan yang benar, sampai pada tujuan yang diinginkan, dan bukan tak mungkin berada dalam kesesatan.

Milikilah peta yang lengkap, yang tak kurang komponen-komponennya.

Seumpama peta, Islam itu berprinsip miliki semua, atau tersesat.

Kita baiknya tak memfraksi-fraksikan syariat islam. Melakukan beberapa ketentuan islam dan meninggalkan beberapa lainnya. Tidak bisa begitu. Maka sungguh, taklah salah jika kesesatan begitu dekat. Taklah salah kemunduran terus terjadi, kesengsaraan tak mau pergi, dan kejayaan tak kunjung dimiliki.

Dan ibarat pengelana berpeta tak sempurna, lama kelamaan bekal kan habis karena sibuk tersesat, tak sampai-sampai pada tujuan. Bekal itu adalah waktu. Dan saat waktu itu tlah habis, maka kesia-siaanlah yang ditinggalkan.

Sungguh, tak ingin perjalanan singkat kehidupan ini berakhir sia-sia. Lalu, dimanakah peta itu berada ? kemanakah harus dicari peta itu ?

Peta itu ada dalam peninggalan manusia terbaik di dunia, Rasulullah SAW. Al-Qur'an dan Sunnah, mata air kehidupan yang tak pernah kering, kan menyegarkan mereka yang berdahaga dan menyuburkan hati yang tak pernah layu.

"Sudah kubaca, namun tak terasa mulia-nya"

Tak hanya sekedar membaca, namun ditadaburi dan ditafakuri, artinya dipahami dan dipikirkan dengan mendalam. Tak masalah bahkan mengulang-ulang sebuah ayat berhari-hari. Yang lebih diutamakan ialah kualitas kepahaman, bukan kuantitas pembacaan. Apa gunanya melihat peta sering-sering namun tak mengerti apa yang dilihat ?

Saat zaman keemasan islam, kemenangan dan kejayaan yang didapat dahulu, sahabat memahami Al-Qur'an sepuluh ayat, dan takkan melanjutkan ayat berikut sebelum benar-benar mengerti, tak peduli berapapun waktu yang dibutuhkan.

Terakhir, ada sebuah goresan tinta berani dari seorang ulama besar,
"Ambil seluruhnya atau tinggalkan sama sekali"- Sayyd Quthb


Fajar Faisal Putra
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2010f