Kita semua tentu tahu siapa itu tukang parkir. Benar, tukang parkir itu adalah bapak-bapak atau abang-abang yang dengan tulus ikhlas menjaga kendaraan kita dengan bayaran minimal.
Tukang parkir, lebih kenal mobil dibanding saya. Sudah berpengalaman melihat berbagai jenis mobil. Mobil luar maupun dalam negeri, mobil berkarat hingga mobil yang luar biasa hebat. Ia tentu juga lebih ahli dalam dunia motor. Pakar otomotif dapat kiranya disematkan padanya.
Tukang parkir, 'meminjamkan' lahannya agar bisa ditempati sementara bagi pengendara. Setelah itu, saat pengendara ingin pergi, tukang parkir 'ikhlas' melepaskan, dengan tarif Rp 2000 untuk mobil dan Rp 1000 untuk motor.
Bayangkan, mobil seharga ratusan juta rupiah rela dilepaskan hanya dengan harga dua ribu rupiah.
Kenapa ? Jelas, karena mobil itu bukan milik tukang parkir. Tukang parkir hanya 'dititipi' sebentar saja.
Sebenarnya, begitu juga dengan manusia. Manusia, dengan segala yang ada padanya, itu semua hanya 'titipan' sementara. Namun, entah kenapa titipan itu terasa sebagai milik sendiri. Kadang kita ga sadar, semua itu bukan milik kita. Hanya karena telah lama ada pada kita bukan berarti itu milik kita.
Namun, sisi lain yang dapat dipandang, adalah dengan merasa semua hal dalam kehidupan kita adalah titipan, yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali oleh pemiliknya, maka optimalkanlah, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Anak adalah titipan, maka perlakukanlah sebaik mungkin. #logikatitipan ini mau tidak mau mengharuskan kita bersikap terbaik tiap saat, agar tidak timbul penyesalan. #logikatitipan menuntut manusia berubah jadi bentuk terbaiknya. Optimal, efektif, efisien.
Pesan saya, baik-baiklah pada anak, pada orang tua, pada keluarga, dan pada siapapun. Hadirkanlah pribadi yang terbaik didepan mereka. Sembunyikan muram durja, dan tunjukan senyuman padanya.
Kenapa ? Karena semangat itu menular. Tidak percaya ? Coba buka, tanyakan pada syekh Google, ketik pubmed Central. Setelah menemukan jurnal terbesar kedokteran tersebut, coba ketik "mirror nerve".
Dalam penelitian, saat seorang melihat orang yang kesusahan, lalu diperiksa gelombang otaknya, maka gelombang otak mereka mirip. Dia yang kesusahan akan menularkan perasaan itu pada mereka yang melihatnya.
"Seorang mukmin adalah cerminan bagi mukmin lainnya. Apabila ia melihat aib pada saudaranya, maka ia berusaha memperbaikinya" - Hadits
Luar biasa bukan ?
Jadi, mari belajar pada tukang parkir. :)
Fajar Faisal Putra
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2010
Posting Komentar